Mon - Sat 8.00 - 17.00

Diplomasi Indonesia – Afrika di Babak Geopolitik Baru: Momentum Kebangkitan Dua Benua

JAKARTA, BERITAINDUSTRI.ID – Kunjungan kenegaraan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa ke Indonesia dinilai menjadi momentum strategis yang menandai babak baru hubungan antara dua kawasan besar dunia: Asia dan Afrika. Dalam konteks geopolitik global yang tengah berubah, kerja sama antara Indonesia dan Afrika kini dipandang sebagai poros baru kekuatan dunia yang lahir dari semangat kemandirian dan kesetaraan.

Muhammad Sirod, Fungsionaris Kadin Indonesia sekaligus Ketua Umum Himpunan Pengusaha Indonesia (HIPI) Jakarta Timur, menyebut bahwa hubungan bilateral ini tidak sekadar bersifat diplomatik, tetapi merupakan “pertemuan dua benua yang pernah dijajah, kini bangkit dengan identitas dan daya juang sendiri.”

“Hegemoni Barat mulai memudar. Saatnya Asia dan Afrika memimpin babak baru geopolitik dunia. Ketika Presiden Prabowo tampil sejajar dengan pemimpin besar seperti Xi Jinping, Vladimir Putin, dan Kim Jong-un, dunia melihat bahwa Indonesia bukan lagi pelengkap, tetapi penentu arah global,” ujar Sirod di Jakarta, Kamis (23/10).

Berita Lainnya  BGN Suntik Rp900 Miliar per Hari, Pastikan Rekening Mitra SPPG Selalu Terisi Mulai 2026  

Menurutnya, posisi Afrika Selatan yang saat ini memegang Presidensi G20 memperkuat arti strategis kunjungan tersebut. Kehadiran Presiden Ramaphosa di Jakarta dianggap sebagai pengakuan atas peran penting Indonesia di kawasan Indo-Pasifik dan poros ekonomi Timur yang semakin menguat.

Sirod menilai, semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 kini hidup kembali, namun dengan konteks yang berbeda.

“Dulu kita bersatu untuk kemerdekaan politik, sekarang kita bersatu untuk kemandirian ekonomi,” ungkapnya.

Dalam bidang perdagangan, peluang kerja sama kedua kawasan disebut terbuka luas. Afrika, dengan populasi besar dan pasar yang terus tumbuh, merupakan destinasi potensial bagi produk konsumsi, pangan olahan, hingga ritel modern asal Indonesia.

Sirod mencontohkan kesuksesan Indomie sebagai produk yang menembus pasar Afrika dan menjadi simbol diplomasi ekonomi berbasis budaya.

Selain produk, Indonesia juga memiliki peluang mengekspor kompetensi manajerial dan sistem distribusi ritel seperti model bisnis Alfamart, yang terbukti efisien di pasar domestik.

Berita Lainnya  AKKSI DPD Jawa Barat Sesalkan Penghinaan Ras terhadap Suku Sunda, Desak Standarisasi Pelatihan Konten Media Sosial

“Kita tidak hanya mengekspor barang, tapi juga kecakapan. Itu bentuk ekspor baru yang lebih berkelanjutan,” katanya.

Namun, Sirod menegaskan bahwa kerja sama ini harus dijalankan dengan prinsip keseimbangan. Indonesia perlu memastikan agar pembukaan pasar terhadap komoditas Afrika tidak merugikan produksi lokal, serta memastikan regulasi dan perjanjian dagang yang adil.

Ia juga menyoroti gaya kepemimpinan Presiden Prabowo yang dinilai mampu mengintegrasikan kebijakan luar negeri, industri, dan ketahanan ekonomi nasional.

“Presiden Prabowo bukan hanya kepala negara, tapi juga berperan sebagai menteri luar negeri, menteri pangan, dan menteri pertahanan dalam satu visi besar: kemandirian nasional,” tegas Sirod.

Langkah pemerintah dalam menertibkan tambang, memperkuat industri, dan menjaga kedaulatan ekonomi dinilai sebagai pondasi penting agar Indonesia menjadi mitra yang dihormati di kancah global, bukan sekadar objek eksploitasi.

Berita Lainnya  Bupati Aep Syaepuloh Raih Penghargaan Tokoh Pelindung Petani & Lahan Pangan Berkeadilan pada detikJabar Awards 2025

Lebih lanjut, Sirod mendorong agar diplomasi ekonomi Indonesia–Afrika tidak berhenti di tingkat kepala negara. Dunia usaha, lembaga keuangan, dan kementerian teknis perlu bersinergi membuka jalur investasi dan pembiayaan lintas kawasan.

“Bank-bank nasional harus berani ekspansi ke Afrika agar transaksi dan perdagangan bisa berjalan efisien,” katanya.

Ia juga mengingatkan pentingnya integritas dalam pelaksanaan kerja sama ini.

“Dunia menilai Indonesia dari konsistensi tindakan. Kita harus beres di dalam negeri dulu, baru akan disegani di luar negeri,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Sirod menyampaikan optimisme bahwa sinergi Indonesia dan Afrika akan membuka babak baru dalam peta ekonomi dunia.

“Kita sama-sama kaya sumber daya, punya generasi muda yang energik, dan sedang menata sistem ekonomi. Jika dua kawasan ini bersatu, dunia akan menyaksikan kebangkitan baru dari Selatan global,” pungkasnya.

(Emed Tarmedi)

Bagikan Artikel

TAG POPULER

SEPUTAR INDUSTRI

NASIONAL

POLITIK

Warga Perumahan Citra Kebun Mas (CKM) sambut dengan antusias kedatangan Calon wakil bupati Gina Fadila Swara dalam rangka sosialisasi visi-misi Acep-Gina.

KARAWANG || BERITAINDUSTRI.ONLINE - Kordinator Dapil VI Pemenangan Acep-Gina, Dedy Indra Setiawan mengungkapkan, hari ini pihaknya bersama teh gina berkampanye di perumahan Citra...

Tim Kuasa Hukum Acep -Gina soroti Baliho Petahana yang Masih Terpasang di Kantor Pemerintahan Agar di Turun kan !!

KARAWANG | BERITAINDUSTRI.ONLINE | Menanggapi masih banyaknya baliho bergambar calon Bupati Karawang yang masih terpasang di setiap kantor pemerintahan dan bilboard di sorot Ketua Tim...

Semakin Terdepan, Acep-Gina di Rekomendasi Partai Gerindra Maju Pilkada 2024 Karawang

KARAWANG | BERITAINDUSTRI.ONLINE | Setelah mendapatkan restu dari Partai Demokrat, Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Karawang, Acep Jamhuri dan Gina Fadila Swara kembali...

UTAK ATIK Pilkada Karawang bersama Teh Celli dan Pesan Mendalam Untuk Pemimpin Selanjutnya

KARAWANG | BERITAINDUSTRI.ONLINE | bertajuk diskusi publik dengan tema UTAK ATIK Pilkada Karawang tahun 2024 yang akan di laksanakan serentak pada 27 November...

Top News

INDEKS

DAERAH

- Advertisement -spot_img

HUKUM & KRIMINAL

TRENDING

KETENAGAKERJAAN

Komunitas

Pemerintahan

BERITA LAINNYA