JAKARTA, BERITAINDUSTRI.ID – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan bahwa profesi ahli gizi kini menjadi salah satu tenaga profesional yang semakin langka di Indonesia. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah, terutama dalam implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh wilayah Indonesia.
“Di setiap SPPG kita tempatkan ahli gizi yang sekarang mulai langka. Tadinya ahli gizi agak sulit mencari pekerjaan, sekarang menjadi salah satu profesi yang sangat dicari,” ujar Dadan saat menghadiri rapat koordinasi di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (12/11/2025).
BGN kini mulai menggandeng profesi lain yang memiliki keterkaitan langsung dengan aspek gizi dan kesehatan, seperti lulusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) dan Ahli Teknologi Pangan, untuk mendukung kebutuhan tenaga profesional di lapangan.
“Keilmuan seperti kesehatan masyarakat dan teknologi pangan memiliki keterkaitan erat dengan upaya pemenuhan gizi masyarakat. Kolaborasi lintas profesi menjadi solusi sementara untuk menjaga keberlanjutan program MBG,” lanjutnya.
Selain tantangan ketersediaan tenaga ahli, BGN juga memperkuat koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait guna memastikan rantai pasok pangan bergizi dapat berjalan lancar di seluruh daerah, termasuk di wilayah terpencil.
“Koordinasi lintas sektor menjadi kunci agar rantai pasok program makan bergizi tidak terhambat. Ini menjadi kekhawatiran bersama yang sedang kita antisipasi,” tegas Dadan.
Dalam kesempatan tersebut, Dadan juga menegaskan bahwa BGN telah menyiapkan mekanisme pelayanan gizi untuk daerah yang sulit dijangkau.
“Seluruh wilayah yang tidak dapat dicapai dari daerah lainnya dalam waktu 30 menit akan dikategorikan sebagai satuan layanan pemenuhan gizi terpencil. Prinsipnya, tidak ada warga negara yang tertinggal dalam akses pangan bergizi,” jelasnya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif nasional untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan akses terhadap makanan bergizi, aman, dan berkualitas, yang disiapkan melalui jaringan SPPG di seluruh Indonesia. Program ini juga menjadi bagian penting dalam strategi nasional percepatan penurunan stunting dan pengentasan kemiskinan melalui perbaikan kualitas gizi masyarakat.
BGN terus mendorong peningkatan kapasitas tenaga gizi dan tenaga kesehatan lain melalui pelatihan, sertifikasi, dan kerja sama pendidikan dengan perguruan tinggi dan organisasi profesi.
“Peningkatan kompetensi SDM menjadi pondasi utama keberhasilan program gizi nasional. Kami mengundang seluruh pihak, termasuk dunia akademik dan sektor swasta, untuk berkolaborasi,” tutup Dadan.
Editor : Emed Tarmedi

